Selasa, 05 Februari 2019

2K19

Kompetisi Upload Photo bersama Mantan berhadiah 5 juta salah satu Mantan sudah berkeluarga

Tepatnya 2 hari lalu, malam Senin bersama 2 teman saya pulang dari sebuah kegiatan di bilangan Jakarta dengan menggunakan Gr*bc*r kira-kira pukul 19.30 WIB

Selama perjalanan sudah banyak hal yang kami bicarakan dan selama itu pula, kami ditemani dengan suara radio dari mobil sang driver. Sesaat, kami pun hening ketika mendengar Kompetisi Upload Photo bersama Mantan berhadiah 5 Juta yang disalah satu Mantannya dipastikan sudah berkeluarga. Dan salah satu Mantannya yang belum berkeluarga bisa dengan leluasa mengupload photo kenangan bersama Mantan (si masa lalunya).

Sontak, saya shock dengan kompetisi tersebut "Hah? Upload photo bersama Mantan? Hadiah 5 juta? Itu ngga ada kompetisi lain? *ngga bisa lebih banyak hadiahnya? (hehe ini bercanda) 😅

Tapi terlepas dari besarnya nominal hadiah yang diberikan, saya kurang setuju dengan kompetisi tersebut.
1. Andai kata, hubungan antar per-mantanan di anggap santai oleh masing-masing pasangan. Monggo diikuti..
2. Andai kata, hubungan antar per-mantanan di anggap santai oleh masing-masing pasangan, saya kurang yakin dengan santainya anggapan dari masing-masing teman mereka yang melihat photo tersebut "Wah.. mereka CLBK (cinta lama belum kelar)?"

Sekarang zamannya media sosial dapat diakses dengan mudah oleh siapapun dan kapanpun mengenai apapun tanpa ada batasan * kecuali ngga ada kuota, beda cerita jadinya 🤣

Sekarang, anak baru brojol (a.k.a bayi baru lahir) sudah memiliki akun media sosial *ya emang sih, bukan si bayi yang akses itu akun 🤭

Akan tetapi hampir seluruh pelajar, baik SD SMP SMA memiliki akun media sosial. Akun media sosial yang paling bisa dipastikan adalah Instagram, Tik Tok, Joox dll (akun para Gen Alfa).

3. Yakin? Anak dari per- mantanan tidak melihat postingan tersebut? Coba pikirkan apa yang ada dipikiran mereka para pelajar yang melihat Orangtuanya berphoto bersama lawan jenis lain (selain Bapak Ibunya)

4. Yakin? Keluarga besar dari para per-mantanan tidak melihat postingan tersebut? Coba pikirkan apa yang ada dipikiran para keluarga..

Hei itu cuma hiburan saja, jangan terlalu dipikirkan masalah sepele tersebut. Lagi pula, bisa dengan cara pintar untuk melakukan itu semua. 5 juta itu lumayan hanya dengan kompetisi tersebut, bisa traktir beberapa teman kantor untuk makan bakso dan itu masih ada sisanya banyak 😏

Setan ada dimana-mana, apalagi tidak akan pernah diam melihat manusia yang berpasang-pasangan hidupnya saling akur, damai, aman sentosa.

5 JUTA HABIS, KELUARGA BERANTAKAN, ANAK JADI KORBAN, MASALAH LO PANJANG, cuma gara-gara kompetisi upload photo bersama mantan. NYESELNYA? YO PASTI BELAKANGAN 😪

Mbok yo, yang menggagas kompetisi itu harusnya tidak hanya memikirkan hiburannya aja, tapi bagaimana efek negatif yang berkepanjangan dari kompetisi itu~

Dan.. kalau sudah menjadi mantan, sudah habis seluruh cerita, tutup silaturahmi dan segala bentuk nostalgia. Kecuali, Pasangan mu adalah Mantan mu, yo monggo~

Syukur, mantan pasangan mu itu kamu aja, kalau ada yg lain? *eng ing eng 🤣🤭
Makanya, buanglah mantan di sembarang tempat. Kalau pada tempatnya, ya ada kemungkinan untuk di pungut lagi, yo teman-teman kan tau buangnya dimana 😅 *bener ga ya, hehe

5 juta dengan kompetisi tersebut datang berkahnya dari mana? 😌

Silahkan tambahkan bumbu penyedap teruntuk penulis dan terimakasih sudah membaca 😊

http://instagram.com/isestetika

Senin, 06 November 2017

Born in 2k17 part 2


Melanjutkan tulisan sebelumnya di Born in 2k17 part 1, selamat menikmati untuk larut di dalamnya. Mohon berikan bumbu penyedap untuk penulis yang masih apalah apalah, hehe
Menjadi seorang dokter adalah suatu keinginan terbesarnya semenjak di bangku SMP. Baginya, dokter adalah perantara kepercayaan Allah swt dalam mengembalikan keadaan seseorang agar sehat kembali sehingga mampu menjalani kewajiban  terhadap sesama manusia maupun Tuhannya. Salah satu keinginannya itupun, ingin mewujudkan keinginan Almarhum Neneknya yang sangat mengidamkan Bundanya untuk bisa terjun di dunia kesehatan. Namun, apa boleh buat Bundanya sadar akan ekonomi yang saat itu belum mendukung. Hm.. bersyukurnya Atun bisa mewujudkan itu semua.
Sesampainya di Sevel, mencoba menenangkan diri dari segala lelah yang dirasa. Namun, lelah kali ini tidak terkondisikan dan tidak diketahui asal sebabnya. Perlahan dibukanya buku harian kecilnya. Buku itu berisi segilintir harapan yang akan dicapai dalam beberapa tahun ke depan. Sadar bahwa dalam hitungan bulan yang akan melepas status mahasiswi Kedokterannya, teringat akan perbincangan perihal Pernikahan tadi dengan Fajar. Atun yang dalam waktu belakangan sudah mulai disinggung soal masa depan oleh kedua orangtuanya, terlebih soal Menikah. Rasanya, bukan itu salah satu penyebab lelah yang tak terkondisikan ini.
“Coba liat” menarik buku catatan kecil Atun dengan mengejutkan
“F A J A R ! ! Balikin ! !” dengan wajah kesalnya dan bergegas pergi
“Eh iya, tun.. tun.. Ini buku lo.. Jangan ngambek sih, tambah cantik lo kalau ngambek” menarik tas Atun
“(menenangkan diri). Lo tuh ya! Keterlaluan bercandanya, jar. Ngga bisa gitu, dateng ngasih salam dan ngga ngerampas yang bukan hak lo”
“Yaudah.. Assalamu’alaykum Raudhatun, maafin Fajar yah udah ngagetin yang tiba-tiba ngerebut buku lo ini. Hm.. kayanya gue baru liat ini buku” mencoba mengambil hati dengan rasa penasaran akan isi buku kecil bewarna pink dengan pita manis sekelilingnya
“Wa’alaykumussalam.. ngga gue maafin dan ini bukan urusan lo” masih dengan rasa jengkelnya
“Yah.. Atun ngambek. Maafin sih.. Btw, gue punya ice cream nih rasa choco cheese buat lo. Nih, di ambil ya” membujuk dengan perhatian
“Pfft.. ogah. Gue lagi diet” masih dengan jengkelnya
“WHAT? Seorang Atun diet? Hahahaha, eh.. maaf” mulai ngeledek
“Hidup lo selalu bercanda, jar. Ngga pernah serius sedikit gitu” sibuk dengan ponselnya
“Iyah, tun maaf.. Ini ice creamnya nanti meleleh nih” tetap membujuk
“Yaudah gue terima, walaupun gue jadi gagal diet hhaaha” sambil tertawa malu
“Nah gitu dong. Kan sama manisnya tuh” sambil mengeluarkan ala tulis dan ponsel untuk merekam
“Hah? Apaaa?” kaget
“Apa? Emang gue ngomong apa barusan ya? Hmm..” mencoba mengelak
“Lanjut sekarang lagi ya, tun” membujuk kembali
“Hm.. Ok. Sampai mana tadi? Atau ada pertanyaan baru?” sambil memakan ice creamnya
“Pertanyaan baru aja, tun. Hm.. menurut lo Laki-laki itu gimana?” mulai menyalakan ponselnya
“Lah lo kan laki !? Kok nanya gue?” meledek
“Tuunn.. kan konteksnya lo yang gue wawancara. Tinggal jawab cantik” mulai serius
“Ish.. iyaa. Hmm.. Laki-laki itu sama halnya dengan wanita, yang dalam diamnya pun dapat menggoda siapapun. Makanya kan, Allah swt berfirman bukan untuk perempuan saja yang diharuskan menjaga aurat, menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya. Melainkan, peraturan yang sama untuk laki-laki dan perempuan” menegaskan
“Hehe maaf ya Atun” cenge-ngesan
“Kok maaf?” terheran
“Iyah, gue sering godain lo. Maaf ya” memelas dan dengan rasa bersalahnya
“Alhamdulillah.. Sahabat gue yang menyebalkan ini akhirnya tersadarkan juga” dengan senyum
“Oiya tun, lo adalah perempuan yang jarang gue liat” sambil mengetuk-ngetukkan pensil
“Hmm terus?” mengerutkan dahi
“Iyah jarang. Secara yah, gue udah sahabatan lama sama lo. Ngga pernah sekalipun lo mengizinkan gue untuk memegang tangan lo atau hanya sekedar merangkul lo atau apapun yang menurut lo, gue itu menyentuh lo. Padahal diluar sana ada muslimah yang dia bilang sih ngga mau pacaran tapi sama temen cowoknya dia malah melebihi orang pacaran. Ketika gue tanya hubungan mereka itu apa dan mereka menjawabnya (kita hanya teman yang saling menjaga). Lo sependapat ngga sih dengan pernyataan itu?
“Hmm kalau gue tetap pada prinsip gue jar, ingin menjadi seorang perempuan yang bagaikan sebuah bunga indah yang letaknya hanya ada di tepian tebing. Untuk orang yang lo sebut tadi teman yang saling menjaga. Pemahaman gue terhadap pernyataan itu masih kurang jar. Karena teman yang saling menjaga adalah teman yang tidak menjadikan murah temannya sendiri. Dan dia pun bukan lah wanita murah untuk temannya sendiri. Aturan Allah swt tentang penjagaan diri seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang tepat dan jelas hanyalah menikah selain itu gue ngga tau istilahnya apalagi, hehe. Jadi, gue sangat tidak sependapat dengan pernyataan itu” 
 * to be continue *

Sabtu, 17 Juni 2017

Born In 2k17 part 1

[[Tulisan ini dapat menyebabkan kebaperan berlebihan, sehingga segala resiko ditanggung masing-masing oleh penikmat bacaan. Disarankan membaca basmallah sebelum membaca dan hindari membaca dalam keadaan mendengarkan music yang mendudukung bacaan ini]]

   Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri. Identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental age-nya. Berbagai masalah akan menghampiri seiring dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan yang sudah lebih realistis. Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
***
   Hayo.. siapa yang sudah memasuki usia tersebut?? Hmm.. atau masih merasa menjadi seorang remaja? Hehe. Pada usia tersebut, apa sih yang paling teramat sering menjadi topic utama dalam keseharian kita? Perihal Pacar kah? Pendidikan kah? Penghasilan kah? Atau bahkan Pernikahan?. Nah loh.. siapa yang masih bingung? Atau bahkan merasa hidupnya yang so must going on aja?
   Hallo guys.. Hidup jika dilihat dari pandangan kalangan remaja kebanyakan, rasanya nikmat sekali ya. Pernahkah ketika pada masa remaja, kalian memikirkan “Oh saya memang ingin menjadi seorang ini.. atau seorang itu”, “Oh ya, saya belum memikirkan hal yang terlalu rumit soal masa depan. Toh nanti juga ada waktunya”. Pernah pastinya ya? Penulis juga demikian kok, hehe. Akan tetapi, ketika masa remaja yang kalian nikmati itu sudah berakhir dan kalian dihadapkan pada sebuah realita yang menjadikan kalian dengan segala macam tuntutan akan tanggung jawab, apakah siap? Atau terlambat kah menyadarinya?
   Disini saya akan memberikan sebuah gambaran dengan beberapa percakapan yang dilakukan oleh 2 orang tentang Dewasa Awal itu sendiri.
***
   Tepat pukul 12.00 WIB, rasanya matahari memberikan panasnya terlalu sinis. Menikmati secangkir teh dingin dengan di temani potongan lemon segar disisi gelas yang cantik, itu suatu kenikmatan yang luar biasa. Perlahan kaki beranjak menuju kantin Kampus dengan begitu bergesah tak sabarkan, mengingat kenikmatan pelepas dahaga.
   “Atun!!” teriak suara seseorang yang memanggil
Masih berjalan menuju Kantin, tanpa menghiraukan suara yang memanggil
   “Tun!” sambil mengejutkan
   “Ah elu toh yang manggil, kirain siapa jar?” berjalan namun sedikit lebih santai
   “Buru-buru amat sih lo, haus yak? Haha sampe melas gitu” sahutnya dengan ledekan
   “Berisik! Mau ngapain sih? Ganggu.. Haha” perlahan duduk
   “Ish galak amat lo, tun. Bang pesen Ayam Bakar ya” sambil memesan makanan
   Sambil menghela nafas yang terengah-engah “Huft.. yaudah, ada yang bisa dibantu oleh seorang Atun untuk Fajar di siang     yang mencengkam, haus melanda, cacing perut yang menari tak berirama, kah?”
   “Hahaha.. ngakak gue, lebay ah” perlahan pun duduk
   “Yaudah.. lo mau ngapain buntutin gue, jar?. Masto.. lemon tea  dingin satu, biasa ya special” memesan minum sambil memilih makanan ibu kantin
   “Hmm.. ya biasa lah, kalau gue ngebuntutin lo berati kan ada maunya” memasang wajah sok kegantengan
   “Biar gue tebak, pasti soal tugas?” memasang wajah jutek
   “Mau bagaimanapun ke jutekan yang terpasang di wajah lo, bagi gue lo tetep cantik” masih dengan wajah sok kegantengannya
   “Mulai deh.. mau muntah gue dengernya haha” ketawa geli
   “Jadi begini Atun yang jutek tapi tetep cantik di mata gue. Kalau gue lihat, pengetahuan lo itu kan sangat luar biasanya dari gue yang dulu selalu kalah saing sama lo” sambil menerima makanan yang dipesan
   “Duh, jar.. lo tuh laki-laki paling bisa bikin gue makin laper  ngeliat zuppa soup plus makanan ibu kantin menjadi semakin lebih menarik untuk gue santap” memukul dengan buku
  “Yeee..” sambil ngeledek
   “Tapi tun, kali ini gue serius. Dan yang lebih seriusnya lagi, gue mau wawancara lo” sambil memulai untuk makan
   “Buat kapan sama wawancara soal apa?” memulai untuk makan
   “Soal kita..” nyeletuk
   “Ki..ta? maksudnya?” berhenti sejenak
   “Iyalah, kita kan masa dewasa awal?” mulai serius
   “Lo mau wawancara bagian apa, jar?” menanggapi santai
   “Semua yang lo tau plus lo memandang masa dewasa awal lo seperti apa, tun?”
   “Hmm.. Okeh, traktir gue ya. Lo bayarin semua pesenan gue, haha” wajah rese
   “Berapa sih, untuk wanita secantik lo dengan makan yang baru segini bukan hal yang berat untuk gue bayar. Apa perlu pake cinta?” bercandaan yang semakin menjadi dengan wajah sok kegantengannya (lagi)
   “Ya Tuhan.. kenapa gue harus ketemu orang yang menyusahkan ini” menghela nafas
   “Iya tun iya, gue bayarin semuanya. Bahkan, mau pesen lagi juga ngga masalah buat lo cemilin pas pulang. Tapi, bantuin gue yah, please!” memelas
   “Hmm.. mulai sekarang aja nih ya wawancaranya?” serius
   “Sip, bentar sambil gue rekam yak” menyiappkan ponselnya
   “Dewasa awal.. berhubung gue adalah anak pertama dari dua bersaudara. Jadi, gue mulai memikirkan setelah lulus kuliah mau kerja apa, nikah umur berapa dan akan dengan siapa yang bagaimana orangnya” perlahan menghabiskan makanannya
   “Hmm.. iya juga sih ya, kerjaan. Hm.. tapi gue tertarik tentang pembahasan nikahnya, tun. Coba jelasin gue bagian itu” mencoba menulis perlahan
   “Kalau berbicara soal Menikah itu panjang dan banyak hal-hal yang ngewakilin gambaran sebuah pernikahan”
   “(Fajar yang masih dengan seriusnya mendengar) terus tun..”
   “Hm.. Pernikahan jika digambarkan secara sederhana, bisa kita liat Ayah Bunda dirumah. Sejauh gue mengenal Ayah Bunda gue. Mereka termasuk orang yang kuat, romantis, kadang menjengkelkan. Kuat dalam menghadapi segala tantangan yang mereka hadapi secara bersama, Romantis dikala salah satu dari mereka mengalami suatu keadaan yang mengharuskan hal itu harus sudah semestinya, Kadang bagian yang menjengkelkan ketika terkadang ada hal-hal kecil yang membuat gue sebagai anak tersadarkan begini toh pernikahan, gitu jar”
   “Pacaran atau Menikah, tun?” menatap dalam
   “Menikah. Pacaran yang ada dalam pikiran gue semenjak duduk dibangku SMP adalah memberi peluang hal yang tidak baik untuk gue, adik gue dan keluarga gue. Seiring waktu, pacaran bukanlah suatu hal yang harus dibanggakan. Karena, sudah teramat jelas Allah swt melarang umatnya mendekati zina dalam bentuk apapun. Menjauhi zina itu sangat berat, berbuat zinalah yang teramat mudah dan tanggungan di akhirat akan sangat teramat pedih. Gue sangat keberatan ketika tangan ini harus bersentuhan dengan sesuatu yang bagi gue itu adalah larangan Allah swt yang harus gue patuhi” bernada tegas
   “Sebegitu teguhnya lo dengan prinsip lo, tun” menegaskan kembali
   “Gue seorang anak pertama, sudah suatu kewajiban buat gue memberikan contoh terbaik bagi adik gue dan bagi gue anak pertama adalah pondasi kepercayaan orangtua menitipkan tanggungjawabnya terhadap apapun itu. Dengan tidak pacaran, gue mempersiapkan ruang terbaik untuk seseorang yang luar biasa dalam hidup gue” semakin mempertegas
   “Berati lo ngga pernah suka sama cowo haha?” ngeledek
   “Gue manusia normal kali, jar. Masih tau cowok ganteng. Menikah buat gue adalah ketika gue siap memberikan keseluruhan lahir bathin, bersama menciptakan merangkai merawat cinta kasih gue dalam berbagai keadaan dan gue menjadikan dia sebagai orang yang wajib gue patuhi setelah jauh dari Ayah Bunda gue, karena ketika dia yang menjadi pasangan hidup gue adalah perpanjangan ridho sang Ilahi Rabbi”
   “Seandainya orang itu memiliki kekurangan? Contohnya cacat fisik atau hal lainnya yang membuat lo berpikir berkali-kali, gimana tun?”
   “Bagi gue yang sempurna hanya Allah swt, jar. Walaupun manusia adalah ciptaan Allah swt yang paling sempurna, mereka hanya dilebihi perasaan dan pikiran. Oleh karenanya, kelebihan yang Allah swt berikan itu untuk dipergunakan. Penyakit atau kecacatan kalau dipahami lebih dalam, Allah swt itu sangatlah dengan segala Maha-Nya. Allah swt pun berfirman dalam potongan QS. Al-Baqarah (287) yang artinya Allah swt tidak akan menguji suatu kaum melebihi batas kemampuan hambanya. Dengan kata lain, Allah swt saja begitu yakin bahwa hambanya mampu menjalani bentuk ujian yang diberikan. Dalam hal ini pula, kita sebagai manusia haruslah yakin dalam segala kehendak yang Allah swt berikan itu adalah sebuah kebaikan. Toh saling melengkapi, gue rasa hidup akan damai-damai aja. Karena ketika sudah menjadi suami dan istri, aib akan menjadi sebuah amanah bersama. Misalnya, pasangan lo punya tompel di perutnya. Itu tetap harus lo simpan baik-baik. Aib pasangan lo adalah aib lo juga.  Dan tetap, gue akan terima walau bagaimanapun keadaaannya. Menikah itu bukan buat senang-senang, jar. Itu amanah dan tanggung jawab kepada Rabb lo”
   “Apa pendapat lo tentang poligami?” sahut Fajar
   “Hmm.. sampai saat ini gue masih belum bisa menerima itu. Mungkin, kalau disuruh milih mending banyak anak atau suami banyak istri. Gue akan milih banyak anak, bebas berapanya lah *konyol, hahahaha” tertawa
   “Kok ngakak sih gue, tun hahahaha. Menurut lo, lo itu gimana?” meneruskan pertanyaan masih dalam keadaan tertawa
   “Jadi, gue pernah denger ceramah yang singkat cerita, gue pun ingin menjadi seorang perempuan yang bagaikan sebuah bunga indah yang letaknya hanya ada di tepian tebing”
   “Lah? Itukan susah. Ngga ada pilihan lain?” mengerutkan dahi
   “Ada dua hal yang perlu di garis bawahi yaitu bunga indah dan tepian tebing. Hmm.. pelajari sifat bunga. Apapun namanya, warnanya, bentuknya, aromanya dia tetap disebut sebagai bunga walaupun tetap ada yang memiliki aroma yang kurang menarik seperti bunga rafleshia arnoldi, tetap aja kan orang-orang menyebutnya bunga. Bunga itu pada dasarnya indah, sekalipun ada yang bewarna hitam seperti anggrek, ada yang berduri seperti mawar dan lainnya. Bunga itu lemah, akan bertahan kepada sesuatu yang membuatnya kuat, seperti ketika dipetik, dia menyerah begitu saja bukan? Bagaimana dia akan melakukan perlawanan? Yang membuatnya tidak terlihat lemah tergantung pada orang yang memetiknya dengan baik, maka sampai kapanpun dia akan tetap ada bahkan subur. Bunga itu makhluk hidup yang diamnya saja banyak yang menginginkan dan tergoda olehnya, seperti hewan penghisap sari dan manusia yang memetiknya untuk dirawat ataupun diberikan kepada orang yang special. Sekali lagi, bunga adalah makhluk hidup yang diamnya saja banyak yang menginginkan dan tergoda olehnya. Hal lainnya yaitu tepian tebing. Tebing itu tinggi, curam, berbahaya, untuk menanjaki ketinggian diatasnya saja butuh usaha dan keberanian, banyak resiko bisa saja cacat fisik atau bahkan bisa tewas karenanya. Apalagi di tepian tebing? Perjuang hidup dan mati untuk meraihnya. Begitu pun wanita, bagaimana pun namanya, warnanya, bentuknya tetap disebut sebagai wanita. Wanita itu Tuhan ciptakan sebagai suatu hal yang sangat teramat mulia dan indahnya. Kemulian wanita, Tuhan letakkan surga ditelapak kakinya dan bahkan 3x yang disebut oleh Nabi Muhammad saw untuk diutamakan. Wanita yang dalam diamnya saja tetap indah dan menggoda walau bagaimanapun karakternya. Bukan bermaksud ingin jual mahal, tapi coba ditelisik lebih dalam lagi perihal wanita. Wanita yang seperti apa nantinya yang akan menjadi sandingan terbaik, itu tergantung masing-masing orang melihatnya. Jelasnya, laki-laki manapun dan maaf sebrengseknya dia, tetap menginginkan wanita terbaik toh? Gue rasa seluruh wanita menyadari ini sebagai kodratnya. Hanya saja perlu pupuk terbaik yang diterima atau mungkin butuh jatuh dulu baru tersadarkan. Wanita pun butuh tempat sandaran terbaik, karena sebagian besar penduduk neraka nantinya adalah wanita. Makanya, gue takut akan hal itu, jar. Gue ngga mau orangtua gue terlebih Ayah gue, di siksa hanya karena gue ngga bisa menjaga diri baik-baik. Bentar jar, lo udah zuhur belom? Gue sih lagi libur” mengingatkan waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB
   “Kok lo? Ah.. luar biasa, tun. Hmm, belom sih. Yaudah bentar gue bayar dulu semua makanan, beres-beres buku abis itu ke masjid. Hmm.. lo hari ini pulang cepet ngga, tun?” sambil mengeluarkan dompet
   “Hmm ngga kayanya. Gue lagi butuh nenangin diri aja, mau baca-baca buku paling di Sevel. Kenapa?” sambil merapihkan buku-bukunya
   “Oh gitu.. yaudah, lanjut lagi aja yak? Nanti gue samper lo di Sevel. Ngga ganggu kan?” sambil memnunggu Atun
   “Oh yaudah, nanti lo sammper gue ya. Sholat loo.. udah jam berapa nih” menegaskan
   “Iyah atun jutek yang cantik” menggoda
   “Err.. sholat sana. Setan lo lagi banyak noh, haha” membalas meledek
   “Astaghfirullah.. Atuuuuuuunn.. jahat lo! Iya gue sholat, sambil do’a supaya lo jadi bini gue ntar, hahaha” meledek dan bergegas ke masjid
   “Do’ain aja, kaya terkabul aja do’a lo, haha” membalas dan bergegas ke Sevel

***
To be continue
Selamat membaca dan mari memberi kritik saran yang membangun kepada Penulis yang masih jauh dari kata sempurna ini :)


Selasa, 27 Oktober 2015

"Cari orang yang mau menerima kekurangan kamu, jatuh cinta sama keanehan kamu, tapi ngga mau membiarkan kamu memelihara sifat-sifat burukmu. Kamu itu kacau, perlu di perbaiki, pakai cinta"
-Otoy Ways-